CSS (Cascading Style Sheet) dibuat oleh World Wide Web Consortium (W3C) untuk menyelesaikan masalah yang timbul pada saat dokumen HTML masih versi 3.2. HTML versi 3.2 ini merupakan mimpi buruk untuk para Pengembang Web karena untuk memberi style pada document HTML para pengembang harus membuat tag-tag tersendiri misalkan tag <font>, tag atribut warna dan lain sebagainya pada setiap dokumen HTML yang akhirnya membuat pengembangan web dengan skala besar menjadi lebih kompleks, rumit dan mahal. Dokumen HTML pada awal dibuat memang tidak di maksudkan untuk memformat dokumen sedemikian rupa, HTML di maksudkan untuk mendefinisikan suatu isi dari dokumen. CSS mulai dikembangkan pada HTML versi 4, semua format tag-tag tadi mulai di hilangkan, di ganti, dan di simpan pada file yang diberi nama CSS secara terpisah dan sekarang semua jenis browser sudah mendukung CSS.
CSS memudahkan pembuatan website dalam mendefinisikan bagaimana element-element yang ada di dokumen HTML di tampilkan. Style dokumen HTML nanti disimpan dalam file berekstensi .css. Dengan penerapan style secara external pada satu file css kita dapat merubah penampilan dan layout semua halaman website tanpa harus membuka setiap file HTML dan meng-editnya.
Contoh coding CSS adalah sebagai berikut :
h1 { color :blue; font-size:18px; }
- h1 disebut sebagai selector atau tag elemen HTML yang di pilih untuk di format.
- Color merupakan properti CSS
- blue adalah nilai dari properti CSS
- Setiap deklarasi atau statement CSS di buat didalam tanda kurawa { }
- Setiap properti diakhiri dengan tanda titik koma ;
1
2
3
| /* comment : membuat heading */ h 1 { color : blue ; font-size : 18px ; } |
selector id digunakan untuk menempatkan style pada element yang unik (catatan penting : pada satu dokumen HTML tidak diperbolehkan elemen HTML memiliki selector id yang sama) attribut id dari elemen HTML di definisikan dengan tanda pagar #. contoh penggunaanya misalkan kita memiliki sebuah tag HTML sebagai berikut :
1
| < p id = "parameter" >ini paragraph</ p > |
1
2
3
4
5
6
| #parameter { text-align : center ; color : red ; font-size : 12px ; font-weight : bold ; } |
Apabila selector id ditujukan untuk elemen yang unik, maka selector class digunakan untuk mendefiniskan sebuah grup elemen HTML. Selector class seringkali digunakan untuk memberi gaya pada beberapa elemen HTML. Attribut class dari elemen HTML di definisikan CSS dengan tanda titik .. Contoh penggunaan misalkan kita memiliki beberapa elemen HTML sebagai berikut:
1
2
3
| < h1 class = "center" >ini paragraph</ h1 > < p class = "center" >ini paragraph</ p > |
1
| . center { text-align : center ;} |
1
| < h1 class = "center blue largefont" >ini paragraph</ h1 > |
1
2
3
| . center { text-align : center ;} . blue { color : blue ;} .largefont{ font-size : 18px ; } |
1
2
3
| p. center { text-align : center ;} h 1 . blue { color : blue ;} a#largefont{ font-size : 18px ; } |
0 komentar:
Posting Komentar